Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2018

Pentingnya Proses Mengedit

Banyak orang besar atau yang memiliki potensi untuk menjadi orang besar, mengalami kegagalan bukan karena hambatan dan masalah besar, melainkan terjerembab hanya oleh karena kerikil-kerikil kecil yang mengganjal perjalanan kerjanya. Demikian juga dalam dunia tulis-menulis. Teramat banyak orang gagal karena masalah-masalah sepele yang luput dari perhatiannya. Tidak terhitung jumlah tulisan, berita, artikel, dan lain sebagainya yang dengan terpaksa “mental” dari meja redaksi surat kabar hanya karena kesalahan dua atau tiga kata yang salah tulis atau salah ketik. Jangan pernah berpikir, bahwa jika tulisan-tulisan yang anda kirim ke redaksi sebuah surat kabar, majalah, atau penerbit, yang dikembalikan kepada penulisnya melulu karena tulisan anda itu tidak bermutu. Harus diyakinkan pada diri sendiri bahwa tulisan anda itu berkualitas tinggi, setidaknya bagi anda sendiri sebagai pembuatnya. Jika akhirnya ditolak oleh sebuah atau berbagai media massa, biasanya alasan penolakan itu berputar

Beberapa Contoh Frase Benda dalam Penulisan Judul

Pada postingan sebelumnya telah disebutkan secara panjang lebar mengenai apa-apa yang perlu diketahui dalam penulisan judul. Salah satunya adalah penuilisan judul sebaiknya ditulis dalam bentuk frase benda, bukan dalam bentuk kalimat. Meskipun telah diberikan sebuah contoh sebelumnya, ada baiknya apabila diberikan kembali beberapa contoh mengenai hal tersebut dengan harapan, setiap pembaca di blog ini boleh lebih jauh mengerti dan memahaminya. Beberapa judul di bawah ini telah dirubah dari bentuk kalimat ke bentuk frase benda. Contoh: 1. KPK Menyetor Rp 25 Miliar ke Kas Negara Diubah menjadi: Penyetoran Rp 25 Miliar ke Kas Negara oleh KPK 2. Masyarakat Aceh di Luar Negeri Mengucapkan Selamat Hari Raya Aidul Fitri Diubah menjadi: Ucapan Selamat Hari Raya Aidul Fitri dari Masyarakat Aceh di Luar Negeri 3. Presiden SBY Memberi Waktu Mendiknas untuk Menyelesaikan RPP Kedinasan Diubah menjadi: Pemberian Waktu Presiden kepada Mendiknas untuk Penyelesaian RPP Kedinasan 4. Polandia Menentan

Lika-liku Pembuatan Judul

Ibarat manusia, setiap orang punya kepala. Demikian juga setiap tulisan dalam berbagai bentuk dan jenis tulisan mempunyai “kepala”, walau tidak mutlak, yang biasanya dikenal sebagai judul tulisan. Setiap artikel opini ada judulnya, begitu juga tulisan berita, kreativitas seni semisal puisi, cerita pendek, dan seterusnya. Hampir setiap buku dipastikan memiliki judul buku, dan selanjutnya di dalam-nya terdapat lagi judul-judul untuk setiap bab-nya. Tulisan yang menurut saya tidak punya judul, antara lain tulisan umum berupa pengumuman (sebagian ada judulnya). Bagi begitu banyak orang, termasuk yang suka menulis, ternyata membuat judul sebuah tulisan bukanlah pekerjaan mudah. Tidak sedikit dari kita yang akhirnya menyerah, batal menulis akibat tidak menemukan judul dari artikel yang ingin ditulisnya. Sebagian lagi berhasil menemukan judul bagi tulisannya, namun kurang memiliki relevansi dengan tulisan atau kurang menarik. Akibatnya, banyak tulisan yang dihasilkan tidak dibaca oleh ora

PENULISAN JUDUL: Penulisan Kata Ulang, Kata Depan dan Kata Sambung

PENULISAN KATA ULANG Penulisan kata ulang untuk  huruf pertama pada kata pertama menggunakan huruf Kapital  dan pada  huruf pertama pada kata kedua menggunakan huruf kecil (2 & 3) . Bila pengulangan kata berupa kata dasar (1), maka penulisannya menggunakan huruf kapital pada huruf pertama. Contoh: 1. Pendidikan Budi Pekerti untuk  Anak-Anak  Sekolah Dasar 2. Lari  Terbirit-birit  Masuk Ladang Orang 3.  Kata-katanya  Tidak Layak Diucapkan PENULISAN KATA DEPAN Kata depan (preposisi) yang  terletak di tengah penulisan judul tidak ditulis dengan huruf besar pada huruf pertamanya . Apabila kata depan  ditulis di awal penulisan judul, maka menggunakan huruf besar pada huruf pertamanya . Contoh: -  Di  Hampar Biru Tudung Langit - Keluhan Petani Pantura  terhadap  Kelangkaan Pupuk SP 36 - Dukungan Pelaksanaan FFI 2007  di  Pekanbaru Daftar Kata-kata Depan:   di, ke, pada, kepada, dari, daripada, terhadap, ... PENULISAN KATA SAMBUNG Kata sambung yang  terletak di tengah penulisan judul tida

Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menulis Angka

Tahukah anda, bahwa menulis angka numerik berbeda dengan menulis angka Romawi?? Mari kita lihat beberapa contoh di bawah ini: Peringatan HUT Kota Otonom Tanjungpinang ke-7 diperingati secara meriah. (numerik) Peringatan HUT Kota Otonom Tanjungpinang VII diperingati secara meriah. (Romawi) Peringatan HUT Kota Otonom Tanjungpinang ketujuh diperingati secara meriah. (tulisan) ==>  jangan ditulis  ke tujuh , tetapi disambung Berikut di bawah ini akan diberikan beberapa contoh yang sering ditemukan sebagai kesalahan besar dalam menulis judul: Penangkapan 5 Tersangka Kasus Obat Terlarang di Surabaya ==>  seharusnya ditulis ==>  Penangkapan Lima Tersangka Kasus Obat Terlarang di Surabaya. Selanjutnya perhatikan kalimat berikut di bawah ini: Penangkapan  15  Terasangka kasus Obat Terlarang di Surabaya (ditulis dengan angka karena terdiri dari dua buah angka. Pada penulisan Judul, bila angka terdiri dari sebuah saja, maka harus ditulis dengan huruf, selebihnya ditulis dengan angka). La

Penulisan Kata Ulang

Seringkali kita menemukan penulisan kata ulang yang ditulis tidak benar dalam penulisan judul. Perhatikan beberapa contoh di bawah ini: 1. Untuk kata ulang yang berupa kata ulang sempurna, semua unsur kata ulang ditulis dengan huruf awal berupa huruf kapital. Contoh:  - Pengevakuasian Barang-barang Pasca Banjir Luapan Ciliwung ==> seharusnya ditulis: Pengevakuasian Barang-Barang Pasca Banjir Luapan Ciliwung 2. Untuk kata ulang tidak sempurna/berimbuhan, kata pertama ditulis dengan huruf awal berupa huruf kapital dan kata kedua ditulis dengan huruf awal berupa huruf kecil. Contoh: - PUISI: Berlari-Lari Aku Mengejar ==> seharusnya ditulis: PUISI: Berlari-lari Aku Mengejar  Penulisan Kata Ulang pada Judul Sedangkan penulisan kata ulang yang tidak dituliskan di dalam judul pun terkadang banyak terdapat kesalahan, yaitu kurangnya tanda penghubung (-). Perhatikan beberapa contoh di bawah ini: - Ia lari terbirit birit hingga meninggalkan tasnya di beranda. ==> seharusnya ditulis: I

Penulisan 'Nya' dan 'Mu' (Tuhan)

Telah diketahui, bahwa penulisan kata ganti yang ditujukan kepada Tuhan (Allah) selalu menggunakan huruf besar, terkadang banyak ditemukan kesalahan dalam penulisannya, yaitu kurangnya tanda penghubung (-). Perhatikan beberapa contoh di bawah ini: - Aku bersyukur kepadaNya atas rahmat yang telah diberikan kepadaku ==> seharusnya ditulis: Aku bersyukur kepada - Nya atas rahmat yang telah diberikan kepadaku - KepadaMu aku berdoa, terima kasih Tuhan. Amin. ==> seharusnya ditulis: Kepada - Mu aku berdoa, terima kasih Tuhan. Amin.

Mengetahui Lebih Jauh tentang "Di mana" dan "Dimana"

Menurut  Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan  "Kata depan  di, ke , dan  dari  ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti  kepada  dan  daripada ." Untuk menghubungkan dua klausa tidak sederajat, bahasa Indonesia tidak mengenal bentuk "di mana" atau "dimana" (padanan dalam bahasa Inggris adalah "who", "whom", "which", atau "where") atau variasinya ("dalam mana", "dengan mana", "yang mana", dan sebagainya). Penggunaan "dimana" atau "di mana" sebagai kata penghubung sangat sering terjadi pada penerjemahan naskah dari bahasa-bahasa Indo-Eropa ke bahasa Indonesia. Pada dasarnya, bahasa Indonesia hanya mengenal kata  "yang"  sebagai kata penghubung untuk kepentingan itu dan penggunaannya pun terbatas. Dengan demikian,  hindari penggunaan bentuk "Di mana&qu

Susunan Organisasi HOKI

Pelindung : Yayasan Peduli Indonesia  Alamat: Ultrechtstraat 90 – 2408GS Alphen a/d Rijn, The Netherlands  Telepon:  +31 172 608 398 CEO: Robert T.S. Nio Direktur Umum: Fida Abbott Direktur Pemasaran: Munir Werlin Tim Redaksi: Pimred : Wahyu Ari Wicaksono Redpel: Melani Butarbutar Editor:   1. Badiyo   2. Johanes Krisnomo 3. Eliyah A.M. Sampetoding Desain Grafis: Mien Setiawan Admin: Munir Werlin

ATURAN PENULISAN TANDA BACA: Garis Miring (/)

1. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.  Misalnya: No. 7/PK/1973 Jalan Kramat III/10 Tahun anggaran 1985/1986  2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap.  Misalnya: Dikirimkan lewat darat/laut (dikirimkan lewat darat atau laut) Harganya Rp25,00/lembar (harganya Rp25,00 tiap lembar) Sumber: Wikisource