Langsung ke konten utama

Lika-liku Pembuatan Judul



Ibarat manusia, setiap orang punya kepala. Demikian juga setiap tulisan dalam berbagai bentuk dan jenis tulisan mempunyai “kepala”, walau tidak mutlak, yang biasanya dikenal sebagai judul tulisan. Setiap artikel opini ada judulnya, begitu juga tulisan berita, kreativitas seni semisal puisi, cerita pendek, dan seterusnya. Hampir setiap buku dipastikan memiliki judul buku, dan selanjutnya di dalam-nya terdapat lagi judul-judul untuk setiap bab-nya. Tulisan yang menurut saya tidak punya judul, antara lain tulisan umum berupa pengumuman (sebagian ada judulnya).

Bagi begitu banyak orang, termasuk yang suka menulis, ternyata membuat judul sebuah tulisan bukanlah pekerjaan mudah. Tidak sedikit dari kita yang akhirnya menyerah, batal menulis akibat tidak menemukan judul dari artikel yang ingin ditulisnya. Sebagian lagi berhasil menemukan judul bagi tulisannya, namun kurang memiliki relevansi dengan tulisan atau kurang menarik. Akibatnya, banyak tulisan yang dihasilkan tidak dibaca oleh orang lain gara-gara judul tulisan yang mengesankan bahwa tulisan itu tidak penting dibaca.

Untuk membantu para penulis pemula KabarIndonesia, berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat judul dari tulisan anda. Perlu dimaknai bahwa panduan ini sekedar sebagai pengarah awal dalam menciptakan judul yang baik sesuai standar umum bahasa Indonesia. Peningkatan kemampuan menghasilkan judul tulisan yang berkualitas masih harus terus-menerus diasah agar semakin hari tulisan anda semakin bagus, menarik untuk dibaca, dan mencapai sasaran yang Anda harapkan.

Hal pertama yang harus diperhatikan adalah bahwa sebuah judul mencerminkan isi tulisan. Mungkin karena ketentuan itu, banyak penulis membuat judul tulisan justru setelah tulisannya selesai dituangkan. Salah satu sebabnya adalah pemahaman yang utuh terhadap apa yang dia tulis lebih lengkap setelah semua idenya terekam dalam tulisannya. Sesuai pengalaman, ada baiknya anda tidak memikirkan terlalu serius, yang akan menyita waktu lama, pada soal judul tulisan terlebih dahulu. Tuangkan saja ide yang ingin dituliskan, dan kemudian setelah selesai, carilah judul yang tepat untuk tulisannya. Syukur-syukur di tengah menuliskan artikel, inspirasi tentang judul-nya mencul di benak anda. Bila benar-benar sulit, meminta saran teman dan sahabat adalah salah satu solusi yang dipandang bijak juga.

Sebagian penulis lagi lebih suka menemukan judul tulisan terlebih dahulu untuk bisa menuangkan ide dengan baik. Hal ini dianggap memudahkan penulis untuk menginventarisir bahan tulisannya karena ada “acuan”, yakni judul tadi, dalam mengumpulkan ide-ide yang relevan. Melalui penemuan judul tulisan di awal menulis, biasanya dapat menginspirasi seorang penulis untuk mengembangkan ide awal yang mungkin masih sangat sederhana. Dengan cara ini pula, isi tulisan dapat “dikendalikan” untuk tidak menyimpang jauh dari esensi ide yang kita ingin tuangkan.

Walau sebuah judul harus mencerminkan isi tulisan, namun kaidah pembuatan judul mempersyaratkan ketentuan judul yang singkat dan padat. Maksudnya, sebuah judul tulisan tidak perlu panjang-panjang. Semakin singkat semakin baik. Jika pun judul tulisan dapat dibuat hanya satu kata, itu akan lebih baik. Pada persoalan inilah seorang penulis diharapkan untuk melatih dirinya memproduksi judul yang singkat tapi padat makna untuk tulisannya. Sesuatu yang baik untuk dilakukan, cobalah membuat beberapa judul bagi setiap tulisan anda, dan adakan pemilihan judul dari beberapa judul itu yang pada akhirnya akan diletakkan sebagai kepala tulisan tersebut.

Dalam memilih judul dari beberapa opsi yang anda telah buat itu, pertimbangkanlah hal-hal berikut dan cocokkan dengan judul, apakah sudah sesuai atau belum.

Pertama, judul tulisan harus singkat, dengan penekanan lebih pendek lebih bagus. Disesuaikan dengan anjuran penulisan di KabarIndonesia, jumlah kata sebaiknya tidak lebih dari dua belas kata, atau 90 ketukan (karakter = huruf, tanda baca, spasi). Untuk itu eliminasi setiap kata yang tidak perlu. Cara termudah adalah, keluarkan satu persatu kata yang anda gunakan pada judul. Bila setelah satu kata tersebut dikeluarkan dari judul namun judul tersebut tidak berobah maknanya, maka kata itu dianggap tidak perlu. Contoh: KAPOLRI: Gaji Hakim Idealnya Rp. 50 Juta, Polri Level Bawah Rp 8 Jutaan (judul aslinya). Beberapa kata dari judul ini bisa dihilangkan, yakni “Idealnya”, “Level”, dan “Bawah”. Jadi, sebaiknya judul tulisan ini menjadi: KAPOLRI: Gaji Hakim Rp. 50 Juta, Polisi Rp. 8 Jutaan. Kata “Polri” berganti menjadi “Polisi” sebagai alternatif saja, untuk menghindarkan pengulangan bunyi pada kata “KAPOLRI” yang sudah terpakai di depannya.

Beberapa contoh lain sehubungan dengan hal tersebut di atas, saya kutip dari judul-judul artikel/tulisan di KabarIndonesia, sebagai bahan pembelajaran bagi kita semua, sebagai berikut:
- Demonstrasi Berpita Bintang Kejora: Front PEPERA-PB Desak Belanda, AS Dan PBB Gelar Referendum Untuk Papua (judul asli), sebaiknya menjadi: DEMONSTRASI BERPITA BINTANG KEJORA: Front PEPERA-PB Desak Gelar Referendum.
- RUMAH GADANG BUNDO KANDUANG DI GUDAM PAGARUYUNG: Benda Pusaka Tak Terawat, Ahli Waris Tetap Bayar PBB (judul asli), sebaiknya menjadi: RUMAH GADANG BUNDO KANDUANG: Benda Pusaka Terabaikan, Ahli Waris Tetap Bayar PBB.
- Survei International Budget Project: Indonesia Urutan Ke 28 Dari 36 Negara (judul asli), sebaiknya menjadi: SURVEI INTERNATIONAL BUDGET PROJECT: Indonesia Urutan ke-28.
- Angka Kemiskinan Di Indonesia Saat Ini Mencapai 33 Juta KK (judul asli), sebaiknya menjadi: Angka Kemiskinan Indonesia Capai 33 Juta KK

Kedua, sebuah judul tulisan hendaknya dibuat semenarik-menariknya. Perlu disadari bahwa sebuah judul berfungsi sebagai pintu gerbang bagi sebuah tulisan untuk pembaca yang sedang lewat di antara deretan tulisan yang terpampang di depannya, baik di koran offline, koran online, buku, majalah, dan lain-lain. Oleh karenanya, jika seorang penulis ingin agar tulisannya “disinggahi” pembaca, ia harus berusaha “mendandani” judul tulisan agar terlihat dan terdengar “seksi”, “menggairahkan”, memotivasi, dan “menjanjikan”.

Ada beberapa tips yang bisa dikemukakan dalam tulisan ini. Pertama, gunakan kata dan kalimat yang menggugah rasa ingin tahu pembaca. Misalnya, Ketika SBY Memimpin Menyanyikan Lagu Nasional (Luhur Hertanto, detikcom). Kedua, dapat menggunakan kutipan kata/kalimat yang terkesan “bombastis” yang ada di dalam tulisan. Misalnya: PIDATO PRESIDEN RI: Gaji PNS Naik 20%. Ketiga, beberapa penulis senior gemar menggunakan kalimat tanya dan kalimat seru. Contoh: Apa Makna Kemerdekaan? (Ahmad Arief dan Luki Aulia, kompas.com). Agama Itu Pembawa Kehancuran! (Robert Nio, KI). Keempat, sebagian penulis lagi lebih menyukai kata dan ungkapan bergaya bahasa “berseni”, semisal: menggantang harapan, segenggam asa, benci tapi rindu, dan sebagainya. Kelima, untuk tulisan rubrik olahraga, sering sekali digunakan gaya bahasa personifikasi dan hiperbola. Misalnya: Bayern Luluh Lantakkan Bremen (Mohammad Yanuar Firdaus, detikcom).

Ketiga, penulis amat dianjurkan untuk mengikuti aturan-aturan resmi Bahasa Indonesia dalam pembuatan judul karangan. Beberapa di antara kaidah tersebut, disesuaikan dengan keperluan standar di KabarIndonesia, adalah sebagai berikut:

- Penulisan judul artikel atau tulisan/berita harus menggunakan huruf kapital pada setiap huruf awal kata yang digunakan, kecuali kata sambung (dan, oleh, yang, dsb) dan kata penunjuk tempat (di, ke). Contoh: Rahasia di Balik Kehidupan Elvis

- Untuk judul tulisan yang menggunakan sub judul (terdiri lebih dari 1 frasa/kalimat), berlaku ketentuan: judul pokok menggunakan huruf kapital semua, diikuti tanda titik dua, dan kemudian sub judul menggunakan huruf kapital di awal kata-katanya saja. Contoh: HATIKU MERANA: Kenangan yang Tidak Terlupakan

- Penulisan alamat website, blog, email, dan sejenisnya menggunakan huruf kecil semua.

- Penulisan nama tanaman, hewan, dan mahluk hidup lainnya dalam bahasa latin menggunakan huruf kecil kecuali nama Genus untuk huruf pertama menggunakan huruf besar, sedangkan nama species menggunakan huruf kecil. Contoh: Rafflesia arnoldii (‘Rafflesia’ adalah nama Genus sedangkan ‘arnoldii’ adalah nama species).

- Judul tidak menggunakan titik di akhir kalimat judul.

- Judul sebaiknya dalam bentuk frase benda, bukan dalam bentuk kalimat.
Contoh: Kerang Mutiara di Maluku Selatan Perlu Dibudidayakan (bentuk kalimat).
Sebaiknya judul ini diedit menjadi frasa benda: Pembudidayaan Kerang Mutiara di Maluku Selatan.

- Penggunaan akronim (singkatan) sangat terbatas pada akronim yang sudah baku seperti PMI, UNESCO, RI, dan lain-lain, serta singkatan yang sudah sangat umum dikenal masyarakat, seperti SBY-JK, Wapres, PDI-P, dan lain-lain.

Sekali lagi, ketekunan setiap kita para penulis dalam memperluas wawasan dan pengetahuan akan selalu menjadi kekuatan terbesar dalam menciptakan penulis yang handal dan profesional. Demikian juga dalam menghasilkan judul tulisan yang menarik dan berkualitas. Oleh karena itu, hendaklah terus-menerus mengasah dan melatih diri, memperbaiki kekurangan pada tulisan terdahulu, serta mempertajam insting menentukan judul yang tepat.

Selamat menulis.(*)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penulisan 'Nya' dan 'Mu' (Tuhan)

Telah diketahui, bahwa penulisan kata ganti yang ditujukan kepada Tuhan (Allah) selalu menggunakan huruf besar, terkadang banyak ditemukan kesalahan dalam penulisannya, yaitu kurangnya tanda penghubung (-). Perhatikan beberapa contoh di bawah ini: - Aku bersyukur kepadaNya atas rahmat yang telah diberikan kepadaku ==> seharusnya ditulis: Aku bersyukur kepada - Nya atas rahmat yang telah diberikan kepadaku - KepadaMu aku berdoa, terima kasih Tuhan. Amin. ==> seharusnya ditulis: Kepada - Mu aku berdoa, terima kasih Tuhan. Amin.

PENULISAN JUDUL: Penulisan Kata Ulang, Kata Depan dan Kata Sambung

PENULISAN KATA ULANG Penulisan kata ulang untuk  huruf pertama pada kata pertama menggunakan huruf Kapital  dan pada  huruf pertama pada kata kedua menggunakan huruf kecil (2 & 3) . Bila pengulangan kata berupa kata dasar (1), maka penulisannya menggunakan huruf kapital pada huruf pertama. Contoh: 1. Pendidikan Budi Pekerti untuk  Anak-Anak  Sekolah Dasar 2. Lari  Terbirit-birit  Masuk Ladang Orang 3.  Kata-katanya  Tidak Layak Diucapkan PENULISAN KATA DEPAN Kata depan (preposisi) yang  terletak di tengah penulisan judul tidak ditulis dengan huruf besar pada huruf pertamanya . Apabila kata depan  ditulis di awal penulisan judul, maka menggunakan huruf besar pada huruf pertamanya . Contoh: -  Di  Hampar Biru Tudung Langit - Keluhan Petani Pantura  terhadap  Kelangkaan Pupuk SP 36 - Dukungan Pelaksanaan FFI 2007  di  Pekanbaru Daftar Kata-kata Depan:   di, ke, pada, kepada, dari, daripada, terhadap, ... PENULISAN KATA SAMBUNG Kata sambung yang  terletak di tengah penulisan judul tida

PREPOSISI

Preposisi atau  kata depan  adalah  kata  yang merangkaikan kata-kata atau bagian  kalimat  dan biasanya diikuti oleh  nomina  atau  pronomina . Preposisi bisa berbentuk kata, misalnya  di  dan  untuk , atau gabungan kata, misalnya  bersama  atau  sampai dengan . Penggolongan Cara penggolongan preposisi bervariasi tergantung dari rujukan yang digunakan. Berikut salah satu cara penggolongan yang dapat digunakan: Preposisi yang menandai tempat. Misalnya  di ,  ke ,  dari . Preposisi yang menandai maksud dan tujuan. Misalnya  untuk ,  guna . Preposisi yang menandai waktu. Misalnya  hingga ,  hampir . Preposisi yang menandai sebab. Misalnya  demi ,  atas . Di, ke, dari Penulisan preposisi ini ditulis terpisah, contoh: di rumah, ke kantor, dan dari Surabaya. Kesalahan yang paling umum adalah penulisan kata seperti "dimana", "disana", "disini", "ditempat", dibawah", "diatas", "ditengah", "kemana", "